Pidato kenegaraan pertama Presiden Barack Obama di depan Parlemen AS disambut serangan hacker ke sejumlah website anggota parlemen. Sebanyak 49 website milik anggota DPR AS (House of Representative) dikerjai hacker tak lama setelah pidato Obama disampaikan Rabu (27/1/2010) pekan lalu.
Halaman muka website-website itu tiba-tiba berubah menjadi latar belakang putih dan hanya menampilkan satu baris tulisan yang mengecam Barack Obama. Tulisan yang ditinggalkan juga menyebut mereka dengan nama Red Eye Crew, kelompok hacker yang sudah terkenal dari Brazil.
Menurut laporan yang dilansir PC Magazine, website-website yang diserang semuanya dikelola GovTrends. Peristiwa penyerangan yang disebut deface (pengubahan wajah) seperti ini pernah dialami situs GovTrends pada Agustus 2009 lalu.
Atas serangan tersebut, Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Ketua Partai Republik John Boehner meminta pengusutan tuntas bagaimana serangan tersebut bisa terjadi. Sebagai catatan, dalam kasus tersebut, anggota DPR pemilik website memang tidak pernah mengubah password yang diberikan admin sejak awal.
DPR AS juga menyalahkan GovTrends atas insiden ini. Sebab, menurut laporan awal DPR AS, serangan tersebut di website yang dikelola perusahaan yang sebelumnya memiliki kelemahan dalam hal keamanan. Apakah ini juga harus menjadi pelajaran bagi DPR AS untuk memilih vendor yang handal?
Halaman muka website-website itu tiba-tiba berubah menjadi latar belakang putih dan hanya menampilkan satu baris tulisan yang mengecam Barack Obama. Tulisan yang ditinggalkan juga menyebut mereka dengan nama Red Eye Crew, kelompok hacker yang sudah terkenal dari Brazil.
Menurut laporan yang dilansir PC Magazine, website-website yang diserang semuanya dikelola GovTrends. Peristiwa penyerangan yang disebut deface (pengubahan wajah) seperti ini pernah dialami situs GovTrends pada Agustus 2009 lalu.
Atas serangan tersebut, Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Ketua Partai Republik John Boehner meminta pengusutan tuntas bagaimana serangan tersebut bisa terjadi. Sebagai catatan, dalam kasus tersebut, anggota DPR pemilik website memang tidak pernah mengubah password yang diberikan admin sejak awal.
DPR AS juga menyalahkan GovTrends atas insiden ini. Sebab, menurut laporan awal DPR AS, serangan tersebut di website yang dikelola perusahaan yang sebelumnya memiliki kelemahan dalam hal keamanan. Apakah ini juga harus menjadi pelajaran bagi DPR AS untuk memilih vendor yang handal?
WAH
0 komentar:
Posting Komentar