Tampilkan postingan dengan label astronomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label astronomi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Februari 2011

NASA Temukan Tata Surya Baru

Kepler, obeservatorium luar angkasa milik NASA menemukan sistem tata surya yang terdiri dari enam buah planet mengitari bintang serupa Matahari. Oleh sejumlah astronom, planet-planet itu disebut sebagai mini Neptunus.

Lima planet baru itu mengorbit dekat dengan mataharinya (Kepler 11), lebih dekat dibandingkan dengan jarak Matahari ke planet Merkurius milik tata surya kita. Adapun planet keenam berada di jarak yang lebih jauh. Kurang lebih berjarak sama dengan jarak Matahari ke Venus.

“Ini merupakan sistem planet yang sangat rapat,” kata Jonathan Fortney, astronom dari Lick Observatory, University of California, Santa Cruz, seperti dikutip dari National Geographic, 4 Februari 2011.

Planet-planet tersebut (diberi nama Kepler 11b sampai Kepler 11g), kata Fortney, berukuran relatif kecil, mulai dari 2 hingga 4,5 kali ukuran Bumi. Selain itu, planet baru yang ditemukan juga ternyata sangat ringan. “Ini mengindikasikan bahwa sebagian besar planet-planet itu terdiri dari gas,” ucapnya.

Dari penelitian, diketahui bahwa empat dari enam planet itu memiliki atmosfir tebal yang mengandung hidrogen dan helium.

Dua planet yang lebih dekat ke bintangnya memiliki densitas yang lebih tinggi. Diperkirakan, kedua planet ini memiliki atmosfir yang sebagian besar terdiri dari air, dan hanya sedikit hidrogen dan helium.

“Dapat menemukan banyak planet milik sebuah bintang dan dapat mengkalkulasikan kandungan planet itu merupakan anugerah ilmiah,” kata Fortney. “Sama seperti paleontologis yang mempelajari spesies dinosaurus, astronom bisa melihat banyak dunia lain yang lahir bersamaan untuk lebih memahami transformasi planet-planet,” ucapnya.

Kini, kata Fortney, kita bisa melakukan perbandingan ilmiah. “Kita bisa memperkirakan bagaimana evolusi planet-planet telah menyimpang sejalan dengan waktu,” ucapnya.
Selengkapnya...

Kamis, 27 Januari 2011

25 Tahun Meledaknya Challanger

Challanger yang meledak 25 tahun lalu
Hari ini, 25 tahun lalu atau tepatnya pada 28 Januari 1986, pesawat ulang-alik Challenger milik NASA meledak saat baru menempuh 73 detik perjalanan dalam mengarungi langit, menuju ruang angkasa.

Tujuh orang astronot tewas seketika. Termasuk satu orang perempuan, Christa McAuliffe, yang diharapkan akan menjadi guru sekolah pertama yang pergi ke luar angkasa.

Dari siaran televisi, terlihat bahwa pesawat itu pecah berkeping-keping dan hilang dari pandangan. Sebenarnya, apa yang terjadi di hari naas itu? Berikut laporan resmi yang diungkapkan oleh badan antariksa AS, NASA, seperti dikutip dari Space, 27 Januari 2010.

Misi STS-51L Challanger adalah pesawat pertama yang diberangkatkan dari Launch Pad 39B di Kennedy Space Center milik NASA di Cape Canaveral, Florida. Pemberangkatan di hari itu merupakan pemberangkatan yang tertunda akibat sejumlah masalah teknis dan cuaca buruk.

Dari investigasi mendalam, diketahui bahwa sebuah segel penutup yang disebut dengan O-ring pada solid rocket booster sebelah kanan pesawat mengalami kerusakan di awal peluncuran.

Akibat rusaknya O-ring, gas panas bertekanan tinggi bisa keluar dari bagian dalam booster. Material yang menguap ini menyembur ke penopang yang menghubungkan solid rocket booster dengan tangki penyimpanan bahan bakar raksasa milik roket pendorong. Semburan menyebabkan kedua alat tersebut rusak.

Pada detik ke-72 setelah peluncuran, terdapat pembakaran secara massal (hampir berupa ledakan) akibat hidrogen yang keluar dari bawah tangki bercampur dengan oksigen cair yang bocor dari bagian tangki yang disebut dengan intertank.

Pada beban aerodinamis akibat kecepatan yang sangat tinggi, Challanger pecah berkeping-keping di samudera Atlantik satu detik kemudian, atau sekitar 1 menit 13 detik setelah peluncurannya.

Dari investigasi lebih lanjut, peneliti menemukan bahwa cuaca yang sangat dingin berkontribusi terhadap kerusakan segel O-ring. NASA berkesimpulan, dengan temperatur yang sedingin hari itu, pesawat ulang alik sebenarnya tidak aman untuk diluncurkan.

Meski tim investigasi tidak dapat menentukan kapan tepatnya para awak tewas, diperkirakan beberapa astronot mungkin selamat saat Challanger mulai terbelah. Namun demikian, tidak ada yang bisa bertahan dari dampak tumbukan saat kabin pesawat menghempas samudera Atlantik dengan kecepatan 334 kilometer per jam dari ketinggian 19,8 kilometer.

Tidak seperti pesawat tempur, pesawat ruang angkasa ketika itu tidak memiliki sistem penyelamatan diri. Ini membuat astronot di dalam Challanger tidak bisa meninggalkan pesawat saat mulai terdeteksi terjadi kerusakan.
Selengkapnya...

Minggu, 23 Januari 2011

Crop Circle "UFO" jogja


Warga dari berbagai tempat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai berdatangan ke lokasi crop circle di Berbah sejak pukul 05.30 WIB, Senin (24/01/2011). Deretan sepeda motor berjajar memanjang di sepanjang Jalan Jogja-Prambanan. Mereka berusaha sedekat mungkin berada di areal pola aneh itu.

Namun, berdasarkan pengamatan Tribun Jogja, pemilik sawah sudah melakukan penutupan terhadap areal yang menjadi lokasi pola misterius itu. Sekeliling sawah sudah ditandai dengan tali dan diberi tanda dilarang masuk.

Fahrur Rozi, putra dari salah satu pemilik lahan persawahan itu, menuturkan, ia bersama para pemilik lahan lainnya sudah menutup sawah sejak Minggu (23/01/2011), sore. "Padinya jadi rusak semua gara-gara diinjak penonton," ujarnya.

Banyak pengunjung yang juga penasaran melihat dalam bentuk utuh dari puncak Gunung Suru, nama bukit di dekatnya, sebagai tempat terbaik untuk menikmati crop circle. Sugeng (28), misalnya, rela mendaki demi melihat fenomena yang menjadi topik perbincangan ini.

"Saya tahu kejadian ini dari sebuah situs di internet," akunya. Bentuk crop circle selama ini sering dikait-kaitkan dengan cerita tentang UFO (unidentified flying object) dan alien.
Saat ini munculnya fenomena misterius berupa lambang Unidentified Flying Object (UFO) di Sleman, Yogyakarta pada Minggu (22/1/2011) kini menjadi heboh, lokasi dipersawahan tersebut kini dipenuhi oleh warga yang berduyun-duyun berdatangan.

Sementara itu, Senin (23/1/2011) lokasi tersebut sudah diamankan oleh Polsek Berbah, Sleman, Yogyakarta. Hal itu untuk menjadi pembuktian adanya fenomena aneh tersebut.

Selengkapnya...

Minggu, 21 November 2010

Astronom RI Temukan Planet Alien Galaksi Lain


Para astronom telah mengkonfirmasi temuan planet alien (asing) di Galaksi Bima Sakti yang datang dari galaksi lain. Namanya, Planet HIP 13044b yang mengorbit bintang tua, HIP 13044.

Planet mirip Yupiter ini sebenarnya lahir di galaksi lain, namun kemudian ditangkap oleh Bima Sakti sekitar 6 sampai 9 miliar tahun yang lalu. Efek samping dari kanibalisme galaksi membawa sebuah planet yang dulunya jauh kini berada dalam jangkauan para astronom untuk kali pertamanya.

Planet ini ditemukan oleh tim astronom dari Max-Planck-Institut fur Astronomie (MPIA), Heidelberg, Jerman. Tim peneliti meneliti pergerakan HIP 13044 menggunakan teleskop di sebuah observatorium di selatan Eropa, La Silla Observatory di Chile.

Setelah enam bulan pengamatan, mereka meneteksi gerakan-gerakan kecil yang melawan tarikan gravitasi planet yang mengorbit.

Yang membuat bangga, astronom asal Indonesia, Johny Setiawan didaulat jadi pemimpin proyeknya.

"Bagi saya, itu adalah kejutan besar," kata pemimpin tim, Johny Setiawan dari MPIA, speerti dimuat SPACE.com, 18 November 2010. "Kami tidak mengharapkan itu pada awalnya."

Tim peneliti yang dipimpin Johny Setiawan membeberkan hasil observasinya secara online dalam situs Science edisi 18 November.

Ukuran planet ini 25 persen lebih besar dari Jupiter. Ia mengorbit bintang HIP 13044 yang jaraknya 2.000 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Fornax.

Planet HIP 13044b berada sangat dekat dengan bintangnya itu. Jarak terdekat dengan bintang induk sekitar 8 juta kilometer atau 5,5 persen jarak Bumi dan Matahari. Planet menyelesaikan orbit setiap 16,2 hari.

HIP 13044b selamat dari fase penuaan bintang -- yang juga akan dialami Matahari sekitar 5 miliar tahun lagi.

Penemuan ini memaksa para astronom memikirkan kembali ide-ide mereka tentang formasi planet dan kelangsungan hidupnya. Apalagi, ini adalah planet pertama yang ditemukan mengelilingi bintang yang sangat tua dan miskin logam.

Johny setiawan memperkirakan, nanti, saat Matahari memasuki fase penuaan, menjadi raksasa merah, Bumi mungkin tak akan selamat.

"Planet-planet dalam, termasuk Bumi, mungkin tidak akan bertahan hidup," kata Johny Setiawan.

"Tapi Jupiter, Saturnus dan planet-planet luar mungkin pindah mendekat ke orbitnya, persis seperti yang kami deteksi."

Dalam kasus HIP 13044b, planet ini adalah korban yang selamat. Namun, ia tak akan hidup selamanya. Sebab, bintang induknya akan terus berkembang dalam tahap evolusi berikutnya. Planet ini akan tertelan.

Sekilas tentang Johny Setiawan

Johny Setiawan adalah astrofisikawan muda asal Indonesia yang bekerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jerman. Hebatnya, ia orang non-Jerman yang dipercaya sebagai ketua tim proyek.

Pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974 ini menamatkan S-1 dan S-3-nya di Freiburg, Jerman.

Sebelumnya, engan teleskop 2,2 meter di La Silla, Cile, Johny berhasil menemukan planet baru: HD 11977 B. Planet ini berjarak 200 tahun cahaya dari bumi . Planet berukuran 6,5 kali Jupiter ini mengitari bintang raksasa HD 11977A. Sebelum merilis temuannya, Mei lalu, Setiawan memelototi bintang itu sejak 1999.

Sebelumnya, pemuda kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974, ini juga menemukan dua bintang raksasa baru, HD 47536B dan HD 122430B, pada 2003.

sumber

Selengkapnya...

Sabtu, 24 Juli 2010

Komunikasi Alien Mirip Twitter


LONDON - Fisikawan Microwave Sciences, California memprediksi alien mencoba untuk mengontak manusia dengan pola komunikasi mirip Twitter. Dr James Benford, President of Microwave Sciences Inc. menyebutkan pola komunikasi tersebut dinamakan Cosmic Twitter, lewat pesan pendek baik melalui bintang maupun sinyal lainnya.

Menurut Bendford, Alien mungkin mengirim pesan pendek yang diarahkan dari sinyal terus menerus ke segala arah. "''Pendekatan ini lebih seperti Twitter ''kata Dr James seperti dilansir Telegraph, Jumat (23/7/2010).

James dan saudara kembarnya Gregory, dan seorang astrofisikawan di University of California, Irvine, melihat komposisi sinyal-sinyal di angkasa lewat Search for Extraterrestrial Intelligence (Seti) dari 'titik pandang alien'. Mereka menyimpulkan bahwa ilmuwan Seti mungkin telah mengambil pendekatan yang salah selama lima dekade terakhir.

Sampai sekarang para ilmuwan telah mendengarkan dan melihat sinyal atau kerlip bintang untuk membuktikan adanya sinyal dari luar angkasa, Tapi tak satupun yang dapat membuktikan kehidupan di luar bumi. Kendati demikian, banyak ilmuwan yakin bahwa manusia tidak sendirian di alam semesta.

Dalam jurnal Astrobiologi, James mengklaim bahwa peradaban alien memang ada. Dan mereka berusaha keras untuk mengurangi membuat teknologi sinyal yang efisien. Sinyal alien menurutnya akan diarahkan dalam jangkauan satu hingga 10 gigahertz.
(srn)
okezone.com Selengkapnya...

Yuk, Lihat Planet Mars Secara Detail


WASHINGTON - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah mempublikasikan sebuah peta yang detail mengenai planet Mars, agar bisa dilihat oleh masyarakat umum

Gambar digital dari planet Mars tersebut menampilkan sekira 21.000 gambar yang dikumpulkan oleh Thermal Emission Imaging System Odyssey (Themis).

Melalui situs yang beralamat di http://mars.jpl.nasa.gov/odyssey/, pengguna internet dengan bandwidth yang besar, kuat dan perangkat lunak komputer mampu kompatibel dapat mengunduh resolusi peta Mars secara penuh dan lengkap.

Menurut Philip Christensen, Direktur Mars Space Flight Fasilitas, foto-foto telah dirapikan, dicocokan, serta digabung-gabungkan untuk membuat mosaik raksasa Mars tersebut. Demikian yang dilansir melalui Space.com, Sabtu (24/7/2010).

"Pengguna dapat menggeser gambar dan zoom ke dalamnya. Pada zoom penuh, permukaan rincian terkecil adalah 330 kaki. Sedangkan bagian-bagian dari Mars telah dipetakan pada resolusi yang lebih tinggi, peta ini memberikan tampilan yang paling akurat sehingga jauh dari seluruh planet," jelas Christensen.

"Selain itu, kami telah mengikat foto ke kontrol grid kartografi yang disediakan oleh US Geological Survey, yang juga model optik kamera Themis's. Pendekatan ini memungkinkan kita menghapus semua distorsi instrumen, sehingga fitur di atas tanah dengan benar terletak dalam beberapa piksel dan menyediakan peta terbaik global Mars dari tahun ke tahun," tambahnya

Mars Odyssey diluncurkan pada bulan April 2001 dan tiba di Planet Merah pada bulan Oktober 2001. Misi saat ini dikelola oleh JPL, untuk NASA Science Mission Directorate di Washington.
(tyo)
okezone.com Selengkapnya...

Jumat, 23 Juli 2010

Murid SMP Temukan Goa Misterius di Mars


CALIFORNIA, KOMPAS.com — Sekelompok murid kelas VII—setara kelas I sekolah menengah pertama—menemukan goa misterius di Planet Mars. Saat itu, mereka tengah mengerjakan proyek riset guna mempelajari citra yang diambil pesawat ruang angkasa NASA yang mengorbit di planet merah itu. Temuan itu berupa penampakan yang diduga merupakan lubang pada atap goa.

Keenam belas anak tersebut merupakan murid kelas sains dari Dennis Mitchell, guru kelas VII di Evergreen Middle School di Cotton Wood, California. Para murid itu tengah berpartisipasi dalam kegiatan Mars Student Imaging Program di Mars Space Flight Facility di Arizona State University.

Murid-murid diminta membuat semacam proposal riset dan kemudian diperbolehkan menggunakan kamera yang tengah mengorbit di Mars untuk mengambil gambar guna menjawab pertanyaan riset mereka.

Lubang yang mirip dengan temuan baru itu pernah ditemukan sebelumnya di bagian lain Mars pada 2007 oleh Glen Cushing, seorang ahli geologi asal Amerika. Cushing berpandangan, citra yang ditangkap itu menyerupai "lubang atap", tempat sebagian dari atap goa atau lubang aliran lava runtuh.

Liang itu diduga diakibatkan oleh aktivitas vulkanik di planet merah. Pada suatu masa, aliran lava keluar dari permukaan batuan dan meninggalkan bekas berupa liang setelah erupsi usai.

Ujung lubang itu tertutup oleh material yang mendingin dan sebagian "pipa" bekas aliran lava itu bisa saja ada yang ambruk.

Sejauh ini, para ilmuwan belum dapat memastikan jenis material yang tersimpan di dalam goa itu. "Lubang ini baru bagi kami para ilmuwan," ujar Cushing kepada para murid. Dia memperkirakan ukuran lubang itu 190 meter x 160 meter dan kedalamannya 115 meter.

Memburu aliran lava

Riset para murid itu bertujuan memburu pipa lava yang merupakan fenomena vulkanik di Bumi dan Mars.

"Mereka mengembangkan sebuah proyek riset dengan fokus menemukan lokasi "pipa" lava yang paling lazim di Mars. Apakah fenomena itu paling sering terjadi di puncak, sisi, atau dataran sekitar gunung," ujar Mitchell, guru mereka.

Mereka lalu meneliti sebuah foto utama dan cadangan dari Pavonis Monsvolcano (gunung) di Mars. Gambar itu diambil oleh alat penangkap citra Thermal Emission Imaging System (THEMIS) dari Odyssey, milik NASA yang sedang mengorbit. Foto cadangan yang mereka teliti malah memberikan kejutan: sebuah citra bundar gelap. Citra itu merupakan lubang di Mars yang mengarah kepada adanya goa terkubur di planet itu.

Temuan itu akan diperjelas lagi menggunakan kamera High Resolution Imaging Science Experiment (HiRISE) pada Mars Reconnaissance Orbiter. Alat itu bisa menampilkan lebih banyak detail guna melihat ke dalam lubang itu. (SPACE.com/INE)
kompas.com Selengkapnya...

Boeing Desain Kendaraan Ruang Angkasa Pribadi


VIVAnews - Boeing dilaporkan sedang mendesain kapsul ruang angkasa yang akan mentransportasikan penumpang antara satu international space station dengan lainnya, ataupun stasiun ruang angkasa lainnya di masa depan.

Kapsul ruang angkasa baru ini merupakan kolaborasi antara beberapa perusahaan di Amerika Serikat yang ingin mengembangkan pesawat ruang angkasa pribadi yang bisa mengantarkan manusia ke ruang angkasa.

Pesawat ini, yang diberi nama Crew Space Transportation-100 (CST-100) dapat direalisasikan berkat dana hadiah sebesar US$18 juta dari NASA di bawah Commercial Crew Development (CCDEv) Space Act Agreement.

Hadiah ini ditujukan untuk menstimulasi inovasi teknologi guna mengembangkan sistem transportasi penerbangan ruang angkasa komersial.

CST-100 yang didesain Boeing bisa membawa 7 orang, lebih besar dibandingkan pesawat ruang angkasa Apollo, meski lebih kecil dibandingkan Orion.

Boeing tidak hanya akan menunggu NASA untuk menjadi klien mereka. Saat ini, seperti dikutip dari Softpedia, Rabu 21 Juli 2010, mereka telah bekerja sama dengan Bigelow Aerospace asal Las Vegas yang merupakan anggota Commercial Spaceflight Federation.

Harapannya, Boeing dapat menyediakan alat transportasi dari dan ke Bigelow Aerospace Orbital Space Complex.

Juru bicara Boeing menyebutkan, mereka akan bekerja sama dengan Bigelow Aerospace karena perusahaan tersebut memiliki banyak pengalaman dalam membangun stasiun ruang angkasa komersial.

Sebagai informasi, Bigelow telah meluncurkan dua prototipe modul stasiun ke ruang angkasa dan saat ini sedang mengembangkan tempat tinggal pribadi yang bisa dibuka-tutup, dan mempersiapkan peluncuran stasiun ruang angkasa pribadi pada 2014. (art)

Selengkapnya...

Lapan Akan Bangun Stasiun Peluncuran Satelit


Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional akan membangun stasiun peluncuran satelit di Pulau Enggano, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara.

Rencana itu disampaikan Sekretaris Utama LAPAN Bambang Kusumanto usai menggelar pertemuan dengan Gubernur Bengkulu Agusrin Najamudin di Gedung Daerah, Bengkulu, Kamis.

"Pertemuan hari ini untuk mematangkan rencana pembangunan stasiun peluncuran satelit di Pulau Enggano dan kami membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah," katanya kepada wartawan.

Bambang mengatakan untuk tahap pertama akan dilakukan penandatanganan nota kesepakatan antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan LAPAN pada 2 Agustus di Jakarta.

Selanjutnya, kata dia, akan dibentuk tim untuk melakukan sejumlah kajian dan survei untuk menentukan lokasi pembangunan stasiun peluncuran.

"Kami akan membuat studi kelayakan yang membutuhkan waktu enam bulan, kemudian analisis mengenai dampak lingkungan dan diharapkan pada 2011 sudah dimulai pembangunan fisik," katanya.

Selama ini, kata Bambang, LAPAN meluncurkan satelit ke sejumlah orbit melalui stasiun peluncuran Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

Namun kapasitas stasiun peluncuran roket tersebut terbatas seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di sekitar lokasi peluncuran sehingga menimbulkan risiko yang lebih besar.

"Stasiun peluncuran di Enggano ini rencananya lebih besar dari kapasitas di Pameungpeuk dan lokasinya juga strategis dan penduduknya masih sedikit," katanya.

Sementara itu Gubernur Bengkulu Agusrin Najamudin menyambut baik rencana LAPAN tersebut karena akan membantu pemerintah dalam mengawasi pulau terluar itu.

"Kami mendukung penuh rencana ini dan akan disosialisasikan kepada masyarakat di Pulau Enggano bahwa keberadaan stasiun peluncuran satelit ini tidak membahayakan jiwa mereka," katanya.

Agusrin mengatakan luas areal yang dibutuhkan untuk membangun stasiun tersebut sekitar 200 hektare (ha) dari 40 ribu ha luas pulau yang berjarak 106 mil dari Kota Bengkulu itu.

Pulau Enggano merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang dihuni lebih dari 2.600 jiwa masyarakat adat yang terbagi dalam lima suku besar yakni Kaitora, Kaahua, Kauno, Kaharuba dan Kaharubi.

yahoo.co.id

Selengkapnya...

Selasa, 09 Februari 2010

2010 Tahun Kejadian Antariksa

15 Januari, gerhana matahari cincin terlama
Gerhana matahari cincin akan terjadi pada Jumat 15 Januari 2010, khususnya di Afrika, India, dan China. Gerhana matahari cincin terjadi saat Bulan berada jauh dari bumi sehingga piringannya terlihat kecil dan tidak dapat menutupi seluruh piringan matahari.
Piringan matahari yang tertutup oleh piringan Bulan hanya bagian tengahnya saja, sekitar 92 persen, sehingga bagian pinggir matahari tidak tertutup. Oleh karena itu piringan matahari akan terlihat dari muka bumi seperti lingkaran cincin yang bercahaya.
Gerhana yang akan terjadi berdurasi 11 menit 8 detik. Menurut ilmuwan NASA, ini durasi yang sangat lama, terlama sepanjang milenium. Durasi ini tak akan terulang lagi hingga 3043!
29 Januari, Planet Mars mendekat ke bumi

Hari itu, Planet Mars hanya sejauh 61,7 juta mil dari Bumi. Ini waktu terbaik untuk para pengamat langit untuk mengamati Mars dengan menggunakan teleskop. Meski mendekat, Mars tak bisa diamati maksimal dengan mata telanjang. Mars tidak akan terlihat sebesar Bulan, untuk mata kita Mars hanya seperti bintang kecil di langit.
16 Februari, Jupiter dan Venus akan terlihat bersama

Seperti dua kapal yang melintasi senja, Venus dan Jupiter akan terlihat bersamaan dengan jarak antara 5 derajat. Saat itu Jupiter mendekati matahari, sementara Venus bergerak menjauhi sang surya.
28 Maret sampai 12 April, Venus dan Merkurius seperti berpasangan

Dua planet ini akan merupakan pasangan menarik di langit barat dan barat laut, saat senja. Jarak dua planet ini hanya sekitar lima derajat. Venus muncul ke kiri dan sedikit di atas bayangan Mercurius. Pada tanggal 3 April, mereka akan terlihat sangat dekat, hanya sedikit di atas 3 derajat.
6 Juni, dua fenomena menarik di Langit

Mars akan berjarak kurang dari satu derajat utara dari bintang biru Regulus. Konjungsi ini akan mudah terlihat di langit malam.Malam yang sama, Jupiter Uranus akan terlihat bersamaan dalam tiga seri konjungsi. Hanya ada enam konjungsi seperti ini antara tahun 1801 dan 2200. Yang terakhir pada tahun 1983 dan berikutnya akan datang antara tahun 2037-2038.
26 Juni, gerhana bulan parsial

Gerhana ini akan terjadi di Kepulauan Hawaii, barat Alaska, Australia, Selandia Baru, wilayah bagian timur Malaysia dan Asia. Di lokasi-lokasi ini, akan terlihat bagian atas bulan gelap oleh bayangan Bumi.
11 Juli, Gerhana matahari total

Gerhana matahari total akan terjadi di 15 mil dari Tahiti dan Pulau Paskah. Sementara di sebuah titik lokasi di Samudera Pasifik Selatan, matahari tertutup total selama 4 menit dan 45 detik. Awal Agustus, Trio Planet
Mars melewati kurang dari dua derajat di selatan Saturnus pada 1 Agustus. Kemudian, bayangan Venus anya lebih dari 3 derajat ke selatan sembilan hari kemudian; pada 8 Agustus.Tiga planet itu akan membentuk apa yang Jean Meeus mendefinisikan sebagai "trio," ketika tiga planet yang sesuai dalam lingkaran dengan diameter minimum lebih kecil dari 5 derajat.
12 Agustus, Hujan Meteor Perseid
Hujan meteor tahunan ini akan maksimal terjadi di langit gelap, tanpa diintervensi cahaya bulan. Sekitar 90 meteor akan jatuh tiap jamnya.
21 September, Jupiter, Besar dan Tinggi

Jupiter akan berada di langit tengah malam, yaitu, pada oposisi (-2,9 magnitudo). Dalam orbit ini, Jupiter lebih dekat daripada jarak rata-rata.
Akhir Oktober, Bumi dilintasi Komet

Komet Hartley 2 akan melintas bumi, tepatnya 11,2 juta mil dari Bumi pada pada 20 Oktober 2010, hanya seminggu sebelum komet ini melewati matahari dalam jarak dekat. Komet ini bisa dilihat dengan mata telanjang di daerah pedesaan, bukan di tengah hingar-bingar kota.
14 Desember, Hujan meteor Gemini

Hujan meteor gemini kembali terjadi. Sekitar 120 meteor per jam akan turun dan menciptakan fenomena yang indah.
20-21 Desember, Gerhana Bulan Total
Amerika Utara mendapatkan 'kursi terbaik' untuk melihat fenomena gerhana bulan total ini. Untuk Timur AS dan Kanada, fenomena ini terjadi dini hari.
Untuk barat AS dan Kanada, fenomena ini terjadi pada tengah malam 20-21 Desember. Gerhana bulan ini akan terjadi selama 1 jam dan 14 menit.

Sumber : nasional.vivanews.com / Space.com
Selengkapnya...

Minggu, 07 Februari 2010

Ternyata "Alien" Sudah di Bumi Membaur dengan Manusia


Ilmuwan Bulgaria menyatakan, alien atau makhluk luar angkasa sudah ada di bumi di antara kita. Mereka bahkan mengklaim sudah membuat kontak dengan makhluk cerdas di luar bumi itu.

Alien sudah ada di antara kita, dan mengawasi kita sepanjang waktu,” kata ilmuwan Bulgaria, Lachezar Filipov, kepada media Bulgaria.

Mereka mengaku bekerja untuk memecahkan serangkaian simbol kompleks yang dikirimkan ke mereka. Kini mereka sedang mengerjakannya. Hal itu dikatakan oleh ilmuwan dari Space Research Institute milik Pemerintah Bulgaria.

Mereka mengklaim telah menjawab 30 pertanyaan yang telah dikirim alien. Lachezar Filipov, Wakil Direktur Space Research Institute dari Bulgarian Academy of Sciences, mengonfirmasi hasil riset itu.

Ia mengatakan, pusat riset telah menganalisis 150 lingkaran pada ladang (crop circles) dari seluruh dunia. Mereka yakin hal itu akan menjawab pertanyaan.

“Mereka tidak bermusuhan dengan kita. Mereka ingin membantu kita, tetapi kita belum berhasil menjalin kontak lansung dengan mereka.”

Mr Filipov bahkan mengatakan, Vatikan setuju bahwa alien itu ada.

Manusia tidak bisa menjalin kontak dengan alien melalui gelombang radio, tetapi melalui kekuatan pikiran.

“Ras manusia akan memiliki kontak langsung dengan alien 10-15 tahun mendatang,” katanya.

“Mereka kritis pada sikap amoral manusia yang mengganggu proses alami,” katanya.

Publikasi soal alien ini dilaksanakan di tengah debat mengenai kontroversi peran, kelayakan, dan reformasi Bulgarian Academy of Sciences.

Minggu lalu, persoalan ini memicu debat antara Menteri Keuangan Bulgaria Simeon Djankov dan Presiden Georgi Parvanov.

Benarkah itu???
Kompas.com
Selengkapnya...

Jumat, 05 Februari 2010

Ditemukan Planet Serupa Bumi yang Memiliki Air


Para astronom telah menemukan sebuah planet serupa Bumi yang mayoritas permukaannya tertutup air. Planet itu berukuran lebih besar dengan radius 2,7 kali radius Bumi. Demikian diungkapkan dalam penelitian yang dipublikasikan dalam journal ilmiah Nature.

Planet yang kemudian disebut "Bumi Super" itu berada sejauh 42 tahun cahaya di sistem tata surya lain. Adapun satu tahun cahaya adalah jarak yang bisa ditempuh cahaya dalam setahun atau sekitar 9.460.730.472.580.800 kilometer.

Penemuan planet GJ 1214b itu merupakan langkah maju dalam usaha pencarian planet lain yang mirip Bumi. Demikian dikatakan Geoffrey Marcy, peneliti dari Universitas California. Meski begitu, menurut penelitian di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, planet yang baru ditemukan itu terlalu panas untuk bisa mendukung kehidupan.

"Kepadatannya menunjukkan bahwa, meski tiga perempat bagiannya ditutupi air dan seperempatnya batuan, ada petunjuk bahwa planet itu memiliki atmosfer penuh gas," demikian dituliskan di laporan Nature. Suhu di sana diperkirakan antara 120 dan 280 derajat celsius, walau bintang di pusatnya memilki ukuran sekitar seperlima Matahari kita. Planet "Bumi Super" itu mengelilingi bintangnya yang kecil dan redup tiap 38 jam.

Bila disejajarkan dengan planet luar atau exoplanet lain yang juga mirip Bumi, planet ini berukuran lebih kecil, lebih dingin, dan paling mirip dengan Bumi. Exoplanet adalah planet yang berada di luar sistem tata surya kita.

Mengenai keberadaan air di sana, disebutkan bahwa air itu kemungkinan berbentuk kristal yang terjadi akibat tekanan 20.000 kali lebih besar dibanding tekanan di atas permukaan laut Bumi.

Dibanding planet temuan lain, misalnya CoRoT-7b yang mengelilingi sebuah bintang amat panas, planet baru ini relatif jauh lebih dingin. CoRoT-7b memiliki kepadatan mendekati Bumi (5,5 gram per sentimeter kubik) dan sepertinya berbatu, sementara GJ 1214b sepertinya hanya memiliki kepadatan 1,9 per sentimeter kubik. Menurut peneliti, mengingat kepadatan planet yang sedemikian rendah, pasti ada air dalam jumlah besar di sana

sains.kompas.com
Selengkapnya...

Kamis, 04 Februari 2010

Ilmuwan Kaji Mitigasi Asteroid Pembunuh


Sejumlah ilmuwan dan pakar melakukan pertemuan baru-baru ini di Mexico City membahas pembuatan sistem peringatan dini (mitigasi) berjaringan global dari kemungkinan ancaman asteroid pembunuh yang dapat menghujam Bumi di masa-masa mendatang.

Pertemuan yang berakhir 20 Januari 2010, seperti dilansir Space.com pada 29 Januari 2010, diadakan oleh Asosiasi Penjelajah Angkasa serta Pusat Regional Ilmu Antariksa dan Pendidikan Teknologi untuk Wilayah Amerika Latin dan Karibia (CRECTEALC).

Workshop ini dihadiri para ahli pelacak asteroid, astronom, mantan astronot, ahli manajemen bencana, pakar komunikasi dan otoritas dari PBB.

Workshop ini bertujuan untuk menjembatani satu langkah besar ke d epan mengenai ide perlunya komponen informasi, analisi, dan sistem peringatan berjaringan mengenai ancaman asteroid, tutur Ray Williamson, Direktur Eksekutif Yayasan Keamanan Dunia (SWF) yang ikut mengorganisir pertemuan itu.

Uniknya, pertemuan ini berakhir tidak jauh setelah terjadinya peristiwa jatuhnya meteorit kecil yang menghancurkan sebuah kantor milik dokter di Virginia, AS. Dan, sehari setelah Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional (NAS), AS, melaporkan bahwa AS tidak melakukan upaya cukup untuk melindungi Bumi dari ancaman bahaya asteroid (near earth asteroid) dan komet.

Menurut Sergio Camacho, Sekjen CRECTEALC dan mantan Direktur Urusan Angkasa Luar Kantor PBB, workshop ini akan menjadi sumber vital bagi tim panel yang bekerja di Komite Perdamaian Angkasa Luar PBB. Komite ini bekerja selama tiga tahun ke depan untuk menyusun prosedur internasional dalam upaya mengatasi kemungkinan ancaman dampak kerusakan di Bumi akibat hujaman asteroid.

Gambaran mengenai kerusakan di Bumi yang bisa ditimbulkan akibat jatuhnya asteroid besar digambarkan dengan baik di sejumlah film layar lebar seperti Deep Impact dan Armageddon.


kompas.com

Selengkapnya...

Minggu, 31 Januari 2010

Matahari Tidur, Bumi Membeku


Cuaca dingin ekstrem melanda kawasan lintang tinggi Bumi. Fenomena ini, antara lain, disebabkan oleh Matahari yang tidur berkepanjangan. Dampaknya menjadi terasa berat karena semakin diperparah oleh adanya pemanasan Bumi dan perubahan iklim global.

Sejak Desember lalu, suhu ekstrem terus melanda kawasan Lintang Utara, yaitu mulai dari Benua Amerika, Eropa, hingga Asia. Di Eropa, suhu dingin bulan lalu pernah mencapai minus 16 derajat celsius di Rusia dan minus 22 derajat celsius di Jerman. Bagi Inggris, ini suhu ekstrem terdingin dalam 30 tahun terakhir. Jalur transportasi ke Perancis lumpuh.

Amerika Serikat pun mengalami hal yang sama. Serbuan cuaca ekstrem ini berdampak pada kegagalan panen di Florida dan menyebabkan dua orang meninggal di New York.

Kejadian luar biasa yang berskala global ini diyakini para pengamat meteorologi dan astronomi berkaitan dengan kondisi melemahnya aktivitas Matahari yang ditandai oleh menurunnya kejadian bintik matahari atau sunspot.

Bintik hitam yang tampak di permukaan Matahari melalui teropong bila dilihat dari sisi samping menyerupai tonggak yang muncul dari permukaan Matahari. Tonggak itu terjadi akibat berpusarnya massa magnet di perut Matahari hingga menembus permukaan.

Akibat munculnya bintik hitam berdiameter sekitar 32.000 kilometer atau 2,5 kali diameter rata-rata Bumi, suhu gas di fotosfer dan kromosfer naik sekitar 800 derajat celsius dari normalnya. Hal ini dapat mengakibatkan badai matahari dan ledakan cahaya yang disebut flare.

Namun, yang terjadi beberapa tahun terakhir ini adalah Matahari nonaktif. Menurunnya aktivitas Matahari itu berdasarkan pantauan Clara Yono Yatini, Kepala Bidang Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), mulai terlihat sejak tahun 2000.

Para pakar astrofisika matahari di dunia menyebut tahun 2008 sebagai tahun dengan hari tanpa bintik matahari yang tergolong terendah dalam 50 tahun terakhir. Mereka memperkirakan beberapa tahun sesudah 2008 akan menjadi tahun-tahun yang dingin, kata Mezak Ratag, pakar astrofisika yang tengah merintis pendirian Earth and Space Science Institute di Manado, Sulawesi Utara.

Pengukuran kuat medan magnet bintik matahari dalam 20 tahun terakhir di Observatorium Kitt Peak Arizona menunjukkan penurunan. Dari medan magnet maksimum rata-rata 3.000 gauss pada awal 1990-an turun menjadi sekitar 2.000 gauss saat ini.

Penurunan sangat signifikan ini merupakan bukti bahwa hingga beberapa waktu ke depan Matahari masih akan pada keadaan malas, kata Mezak. Ia memperkirakan kalau aktivitas maksimumnya terjadi pada sekitar tahun 2013, tingkatnya tidak akan setinggi maksimum dalam beberapa siklus terakhir.

Matahari dan iklim

Saat matahari redup berkepanjangan, musim dingin ekstrem berpotensi terjadi karena Matahari—sumber energi bagi lingkungan tata surya—adalah penggerak mesin iklim di Bumi.

Sejak 1865, data di Lapan menunjukkan kecenderungan curah hujan berkurang saat Matahari tenang. Demikian pula musim dingin parah sejak akhir 2009 terjadi saat Matahari amat tenang (deep minimum) mirip kejadian 1995-1996, urai Thomas Djamaluddin, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lapan.

Bukti keterkaitan dengan perilaku Matahari ini ditunjukkan oleh fenomena kebalikannya, yaitu musim dingin minim salju saat Matahari aktif pada tahun 1989. Musim dingin sangat panjang terjadi saat Minimum Maunder tahun 1645-1716 dan minimum Dalton awal 1980-an.

Kondisi serupa terjadi pada 1910-1914. Itu banyak dikaitkan dengan dinginnya laut pada musibah tenggelamnya Titanic pada April 1912. Normalnya, waktu itu sudah musim semi.

Sementara itu, Mezak berpendapat, pola aktivitas Matahari minimum saat ini mirip dengan kejadian tahun 1880, 1890, 1900, dan 1910. Jadi, siklus Matahari tidak hanya menunjukkan siklus sebelas tahun. Ada siklus lebih panjang dengan periode sekitar 100 tahun—siklus Gleisberg. Dalam catatan meteorologis, saat terjadi siklus itu, banyak cuaca ekstrem dingin, tetapi tidak seekstrem Minimum Maunder.

Cuaca dan GRK

Efek aktivitas Matahari minimum lebih banyak memengaruhi daerah lintang tinggi. Aktivitas Matahari sejak sekitar tahun 2007 hingga kini memperbesar peluang terjadinya gradien suhu yang besar antara lintang tinggi dan lintang rendah. Akibatnya, kecepatan komponen angin arah utara-selatan (meridional) tinggi.

Prof CP Chang, yang mengetuai Panel Eksekutif Monsun Badan Meteorologi Dunia (WMO), berkesimpulan, aktivitas monsun lintas ekuator yang dipicu gradien suhu yang besar di arah utara-selatan akhir-akhir ini meningkat secara signifikan dibandingkan dengan statistik 50 tahun terakhir.

Hal ini memperkuat dugaan, aktivitas Matahari minimum yang panjang berkaitan erat dengan cuaca ekstrem dingin. Di Indonesia, kejadian angin berkecepatan tinggi lintas ekuator menjadi penyebab utama munculnya gelombang-gelombang tinggi dari Laut China Selatan ke perairan Laut Jawa.

Adanya gas rumah kaca di atmosfer, lanjut Thomas, juga meningkatkan suhu udara yang menyebabkan perubahan iklim. Efek gabungannya cenderung meningkatkan kerawanan bencana terkait iklim, kata Thomas.

Teori pemanasan global mengatakan, atmosfer yang memanas membuat partikel-partikel udara menjadi semakin energetik dan berpotensi menghasilkan cuaca ekstrem. (YUNI IKAWATI)

kompas.com

Selengkapnya...

Minggu, 24 Januari 2010

Bumi akan Panas Sekali Tahun 2100


Ancaman pemanasan global masih dapat dihilangkan dalam jumlah sangat besar jika semua negara memangkas buangan gas rumah kaca, yang memerangkap panas, sampai 70 persen pada abad ini, demikian hasil satu analisis baru.

Meskipun temperatur global akan naik, sebagian aspek perubahan iklim yang paling berpotensi menimbulkan bahaya terhadap, termasuk kehilangan besar es laut Kutub Utara dan tanah beku serta kenaikan mencolok permukaan air laut, dapat dihindari.

Studi tersebut, yang dipimpin oleh beberapa ilmuwan dari National Center for Atmospheric Research (NCAR), direncanakan disiarkan pekan depan di dalam Geophysical Research Letters. Penelitian itu didanai oleh Department of Energy dan National Science Foundation, penaja NCAR.

"Penelitian ini menunjukkan kita tidak lagi dapat menghindari pemanasan mencolok selama abad ini," kata ilmuwan NCAR Warren Washington, pemimpin peneliti tersebut.

Temperatur rata-rata global telah bertambah hangat mendekati 1 derajat celsius (hampir 1,8 derajat fahrenheit) sejak era pra-industri. Kebanyakan pemanasan disebabkan oleh buangan gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, terutama karbon dioksida.

Gas yang memerangkap panas itu telah naik dari tingkat era pra-industri sekitar 284 bagian per juta (ppm) di atmosfer jadi lebih dari 380 ppm hari ini.

Sementara penelitian tersebut memperlihatkan bahwa pemanasan tambahan sebesar 1 derajat celsius (1,8 derajat fahrenheit) mungkin menjadi permulaan bagi perubahan iklim yang berbahaya, Uni Eropa telah menyerukan pengurangan dramatis buangan gas karbon dioksida dan gas rumah kaca. Kongres AS juga sedang membahas masalah itu.

Guna mengkaji dampak pengurangan semacam itu terhadap iklim di dunia, Washington dan rekannya melakukan kajian superkomputer global dengan menggunakan Community Climate System Model, yang berpusat di NCAR.

Mereka berasumsi, tingkat karbon dioksida dapat dipertahankan pada angka 450 ppm pada penghujung abad ini. Jumlah tersebut berasal dari US Climate Change Science Program, yang telah menetapkan 450 ppm sebagai sasaran yang bisa dicapai jika dunia secara cepat menyesuaikan tindakan pelestarian dan teknologi hijau baru guna mengurangi buangan gas secara dramatis.

Sebaliknya, buangan gas sekarang berada di jalur menuju tingkat 750 ppm paling lambat pada 2100 jika tak dikendalikan.

Hasil tim tersebut memperlihatkan kalau karbon dioksida ditahan pada tingkat 450 ppm, temperatur global akan naik sebesar 0,6 derajat celsius (sekitar 1 derajat fahrenheit) di atas catatan saat ini sampai akhir abad ini.

Sebaliknya, studi itu memperlihatkan, temperatur akan naik hampir sebesar empat kali jumlah tersebut, jadi 2,2 derajat celsius (4 derajat fahrenheit) di atas catatan saat ini, kalau buangan gas dibiarkan terus berlanjut di jalurnya saat ini.

Menahan tingkat karbon dioksida pada angka 450 ppm akan memiliki dampak lain, demikian perkiraan studi contoh iklim itu.

Kenaikan permukaan air laut akibat peningkatan panas karena temperatur air menghangat akan menjadi 14 sentimeter (sekitar 5,5 inci) dan bukan 22 sentimeter (8,7 inci). Kenaikan mencolok permukaan air laut diperkirakan akan terjadi karena pencairan lapisan es dan gletser.

Volume es Kutub Utara pada musim panas menyusut sebanyak seperempat dan diperkirakan akan stabil paling lambat pada 2100. Suatu penelitian telah menyatakan, es musim panas akan hilang sama sekali pada abad ini jika buangan gas tetap pada tingkat saat ini.

Pemanasan Kutub Utara akan berkurang separuhnya sehingga membantu melestarikan populasi ikan dan burung laut serta hewan mamalia laut di wilayah seperti di bagian utara Laut Bering.

Perubahan salju regional secara mencolok, termasuk penurunan salju di US Southwest dan peningkatan di US Norhteast serta Kanada, akan berkurang sampai separuh kalau buangan gas dapat dipertahankan pada tingkat 450 ppm.

Sistem cuaca itu akan stabil sampai sekitar 2100, dan bukan terus menghangat. Tim penelitian tersebut menggunakan simulasi superkomputer guna membandingkan skenario peristiwa biasa melalui pengurangan dramatis buangan karbon dioksida yang dimulai dalam waktu sekitar satu dasawarsa.

Penulis kajian tersebut menegaskan, mereka tidak mengkaji bagaimana pengurangan seperti itu dapat dicapai atau menyarankan kebijakan tertentu.

"Tujuan kami ialah menyediakan bagi pembuat kebijakan penelitian yang sesuai sehingga mereka dapat membuat keputusan setelah mendapat keterangan," kata Washington.

"Studi ini menyediakan suatu harapan bahwa kita dapat menghindari dampak terburuk perubahan iklim, jika masyarakat dapat mengurangi buangan dalam jumlah besar selama beberapa dasawarsa mendatang dan melanjutkan pengurangan utama sepanjang abad ini."
Sumber Antara dan Kompas.com
Selengkapnya...

Jumat, 22 Januari 2010

Astronomy centre mixes stars with culture


For visitors to Hawaii looking for something they cannot see from the beach or the golf course, an unconventional museum and planetarium near the base of massive Mauna Kea volcano offers the story of the star-filled skies that guided discoverers to the Hawaiian Islands.

But the Imiloa Astronomy Centre, which is designed to resemble the island's three tallest volcanoes, is about more than outer space.

Imiloa also doubles as a cultural centre, with Hawaiian-language translations displayed on every exhibit and a focus on islanders' history of exploration.

Tours start with an indoor walk through a replica forest of koa trees until you reach a room dedicated to Mauna Kea, the 4205-metre Big Island mountain. The room is filled with the sparkling stars that Polynesian voyagers used to navigate their way across the Pacific until they arrived in Hawaii.

Native Hawaiian chants surround visitors as they learn about the sacred nature of the now-dormant volcano, which is the home of the snow goddess Poliahu.

Mauna Kea is also home to 13 giant telescopes that provide scientists with one of the clearest views into space of any place on earth. While there is a visitor's centre on the mountain, the telescopes are off-limits to tourists.

But Imiloa makes the type of astronomy research that goes on atop Mauna Kea accessible to the general public.

Imiloa's emphasis on Hawaiian culture and history also provides a context for understanding the controversy over the mountaintop obervatories. Mauna Kea has long been a source of contention between international scientists and Hawaiians who oppose the telescopes on the summit, believing that the mountain is a holy place that should have been left untouched.

"It's not a secret that there's tension over Mauna Kea," said Kaiu Kimura, an experiences coordinator at Imiloa. "Historically, people have always had to say whether they're a cultural practitioner or a believer in science. We're trying to say that we're both."

In the museum's planetarium, the astronomy centre's 22-minute film, Maunakea: Between Earth and Sky, traces the journey of explorers aboard double-hulled canoes who used the stars to plot their course across the sea.

The movie tells of the births of stars and shows footage of underwater volcanoes, and it is followed by a brief star show on the planetarium's dome.

The exhibit hall brings the enormity of the skies to a comprehensible level.

Selengkapnya...