Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 Januari 2012

Foto Pengemudi Xenia Sedang Pesta Sabu Beredar


Foto pengemudi Daihatsu Xenia, Apriani Susanti (29) sedang berpesta sabu-sabu beredar di situs mikroblogging twitter. Foto itu pun jadi bahan pembicaraan tweeps.

Foto itu beredar sejak Senin (23/1/2012) pagi. Polisi juga sudah memastikan Apriani terbukti positif menggunakan narkoba setelah dilakukan tes urine.

Dalam foto tersebut, terlihat Apriani duduk menggunakan baju putih. Baju serupa masih digunakannya saat menabrak belasan pejalan kaki di Tugu Tani. Seorang pria berbaju hitam, berkacamata terlihat senyum menghadap ke kamera.

Di sekitar perempuan bertubuh subur itu, tampak 4-5 orang rekannya. Namun belum diketahui apakah mereka termasuk tiga orang yang berada dalam mobil saat kecelakaan terjadi.

Penegasan penggunaan narkoba jenis sabu ini disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan Apriani Cs sudah positif menggunakan narkoba. Mereka sempat menggelar pesta sabu di acara ulang tahun.

"Mereka nyabu bersama di acara pesta ulang tahun," kata Rikwanto kepada detikcom.

Polisi menetapkan Apriani sebagai tersangka dalam kecelakaan yang menewaskan 9 orang itu. Apriani ditahan di Polda Metro Jaya. Sedangkan tiga rekannya masih berstatus sebagai saksi.

Sebelum kecelakaan terjadi, perempuan yang bekerja freelance di production house perfilman itu habis menghadiri acara di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Saat kecelakaan mobil dipacu dengan kecepatan hingga 100 Km/Jam.

Saat diperiksa Apriani tidak memiliki SIM dan STNK.
Selengkapnya...

Rabu, 11 Januari 2012

Lagi, ilmuwan nuklir Iran tewas

Moskow (ANTARA/RIA Novosti-OANA) - Ilmuwan asal Iran yang tewas akibat ledakan bom mobil di ibu kota Iran, Teheran pada Rabu adalah Deputi Direktur Instalasi Pengayaan Uranium Natanz, kata Kantor Berita IRNA.
Korban yang bernama Mustafa Ahmadi Roshan -berprofesi sebagai dosen di Universitas Politeknik- merupakan korban terbaru yang tewas dalam serangkaian serangan terhadap komunitas ilmiah Iran.
Sejumlah sumber polisi setempat mengatakan pengendara motor menempelkan ranjau magnet pada mobilnya di luar universitas.
"Insinyur Ahmadi Roshan yang lulusan Sarjana Kimia dari universitas bekerja sebagai Deputi Direktur Bidang Komersial di Natanz," kata Kantor Berita Mehr.
Sejumlah kejadian yang serupa -juga menewaskan ilmuwan nuklir Iran- telah terjadi di Teheran.
Pada Januari 2010, Profesor Mahsud Ali Muhammad dari Universitas Teheran tewas di luar rumah.
Polisi setempat mengatakan dia tewas saat ada motor meledak di samping mobilnya ketika dia hendak masuk ke kendaraannya.
Media setempat mengabarkan bahwa dia juga terlibat dalam program tenaga nuklir Iran dan sejumlah media menyebutnya sebagai "salah satu pemimpin ilmuwan nuklir di Iran".
Pada November 2010, sejumlah serangan bom menewaskan dua ilmuwan atom, Majid Shakhriani dan mitranya, Fereidoun Davani-Abbasi, yang juga melukai para istrinya.
Dalam kasus tersebut, mobil mereka diserang oleh pengendara motor yang tidak dikenal.
Hingga berita ini diturunkan tidak ada pihak yang menyatakan bertanggungjawab atas ledakan, namun Presiden Mahmud Ahmadinejad telah menyalahkan Israel dan agen rahasia Barat atas serangan itu.
Sejumlah negara Barat menuduh penelitian tenaga nuklir Iran merupakan penyamar atas produksi senjata atom namun Teheran selalu menyangkalnya.
Baru-baru ini Iran telah memulai pengayaan uranium menjadi tingkat 20 persen di instalasi Fordo sebagai bagian program nuklirnya, kata Badan Tenaga Nuklir Internasional (IAEA) pada Senin.
Pemerintah Rusia mengatakan keprihatinannya atas upaya itu dan Amerika Serikat juga mengutuk hal tersebut.
Selain konsentrasi yang dipandang oleh kebanyakan ilmuwan terlalu rendah untuk senjata nuklir yang efisien, hal itu juga menjadi satu langkah menuju pengembangan uranium murni 235 yang cocok untuk bom nuklir.
Selengkapnya...

Nikita Willy dikeluarkan dari sekolah?

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar tak sedap datang dari pesinetron cantik Nikita Willy. Nikita yang disibukkan dengan aktivitas syutingnya diduga tidak dapat mengikuti pelajaran dimana tempat ia menempuh pendidikan di SMA Negeri 3, Jakarta.
Lantas apakah isu perempuan kelahiran 1994 ini yang mencuat karena di Drop Out (DO) benar terjadi? Pemain sinetron 'Putri Yang Ditukar' itu kaget dan membantahnya.
"Nggak bener itu. Ini aku mau berangkat ke sekolah kok," ucap Nikita usai mengisi acara Dahsyat RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (11/1/2012).
Nikita yang saat itu didampingi sang ibu juga asisten yang mengawal coba menjauh dan enggan menjawab pertanyaan wartawan. Meski pencari berita terus mengikutinya hingga pintu masuk mobil, mantan kekasih Bara Tampubolon itu tetap tidak mau menjawab.
"Udah yaa, ini Niki mau pergi buru-buru, tadi baru pulang jam 5," ungkap salah satu asistennya.
Sang ibu, Yora, yang juga setia mengawal Nikita menambahkan, jika wartawan ingin mewawancarai Nikita sebaiknya telpon terlebih dulu.
Selengkapnya...

Kisah Bocah Penjinak Angin dari Afrika


Kisah Bocah Penjinak Angin dari Afrika

(Pic: ulas-buku.blogspot.com) Membaca buku ini, membuka mata saya bahwa betapa beruntungnya saya hidup di Indonesia. Afrika adalah benua yang serba kekurangan, tanah yang sebagian besar tandus, musim kering yang panjang, serta penduduk yang mayoritas memiliki fanatisme kesukuan. Selalu ada kisah sedih dari Afrika, entah itu yang disebabkan oleh bencana kelaparan, wabah penyakit, ataupun perang antar-etnis.
Namun selalu ada setitik embun di tengah padang pasir. Dalam buku ini, embun itu bernama William Kamkwamba. Seorang bocah Malawi miskin yang tinggal di desa kecil bernama Masitala, dekat kota Kasungu. Kekeringan dan gagal panen chimanga (jagung) di tahun 2002 yang melanda negeri itu, membuatnya terpaksa putus sekolah karena ayahnya tidak punya panen untuk dijual.
Gagal panen juga sama artinya dengan bencana kelaparan. Di tahun itu, konon bencana kelaparan telah membunuh ratusan penduduk Malawi. UNICEF memperkirakan ada 46 ribu anak Malawi yang kekurangan gizi. Saat itu William masih 14 tahun.
Sejak kecil, William adalah bocah yang memiliki rasa ingin tahu besar terhadap cara kerja alat apapun yang dilihatnya. Mengapa bahan bakar bisa membuat truk berjalan, dinamo membuat lampu sepeda menyala, bagaimana orang bisa menyimpan lagu ke CD, apa yang membuat radio mengeluarkan suara? Ia selalu bertanya pada ayahnya atau orang-orang yang dianggapnya mengerti. Namun mereka hanya tahu cara menggunakannya dan tidak bisa memberikan jawaban.
Akhirnya William menemukan jawabannya dalam buku-buku di perpustakaan desa. Sejak putus sekolah, dia memang banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan itu. Suatu hari, William menemukan buku bergambar kincir angin, dengan judul 'Using Energy'. Membaca buku itu, dia pun mengerti prinsip energi gerak dan cara kerja kincir angin.
"Angin akan memutar bilah kincir angin, menggerakkan magnet di dalam dinamo (sepeda), lalu menciptakan arus listrik. Jika kita sambungkan sepotong kawat ke dinamo itu, kita akan mendapatkan tenaga untuk berbagai benda, seperti bola lampu. Tidak perlu lagi memakai lampu minyak tanah yang asapnya pedih di mata dan menyesakkan nafas. Dengan sebuah kincir angin, aku dapat membaca di malam hari, bukannya tidur pukul 7 seperti orang-orang lain di Malawi."
Pemikiran sederhana itu akhirnya berkembang ketika William menyadari bahwa kincir angin itu juga dapat memompa air untuk irigasi. Itu adalah solusi untuk masalah kekeringan di Malawi.
"Kalau pompa itu dipasang di sumur dangkal dekat rumah kami, kami akan bisa panen dua kali dalam setahun. Jika seluruh penjuru Malawi kekurangan makanan di bulan Desember dan Januari, kami malah sedang memanen jagung yang kedua kalinya. Dengan itu, aku tidak akan lagi kekurangan makan dan tidak akan putus sekolah."

William dan kincir angin buatannya 
Terbakar oleh motivasi, William pun mempelajari dan mempraktekkan cara membuat kincir angin. Keterbatasan ekonomi dan peralatan mendorong William untuk menggunakan bahan-bahan bekas pakai yang diperolehnya dari sekitar rumahnya, tempat-tempat sampah, maupun Kacholoko, yakni tempat penimbunan rongsokan mesin, mobil, dan traktor.
Namun, ada saja komponen yang harus dibeli, seperti dinamo sepeda. Untuk membelinya, William bekerja ganyu, yaitu pekerjaan fisik yang dibayar per jam atau per hari. Dia juga sangat dibantu oleh sahabat-sahabatnya, Gilbert dan Geoffrey.
Seperti biasa, orang yang berbeda selalu dipandang sebelah mata. Penduduk sekitar memanggilnya 'misala', orang gila. Para pelajar sekolah di belakang Kacholoko menuduhnya sebagai penghisapchamba (mariyuana). Namun, sang Ayah selalu mempercayai dan mendukung anaknya.
Ketika kincir angin itu berdiri dan benar-benar menghasilkan listrik untuk rumahnya, orang-orang pun berbalik menghormatinya. William berhasil. Namun ia tidak cepat puas. Berbagai perbaikan dilakukannya agar kincir angin itu bisa menghasilkan listrik yang lebih besar dan juga lebih aman.
Kerja keras William akhirnya diketahui oleh Dr. Mchazime, yang bekerja di badan pendidikan MTTA. Beliau mengundang berbagai media massa terkenal untuk datang ke Masitala. Dr. Mchazime bermaksud menjadikan William sebagai contoh untuk pemerintah Malawi dan dunia, yaitu contoh anak berbakat yang mungkin akan tersia-sia karena kemiskinan. Bukan hanya itu, Dr. Mchazime lah yang mengupayakan agar William dapat meneruskan sekolah lanjutannya.

Headline di Daily Times 
Kisah bocah pembuat kincir angin itu tidak berhenti sampai di situ. Internet telah mengubah dunia seorang William Kamkwamba. Sebuah artikel Daily Times, koran Malawi berbahasa Inggris, yang memuat kisah William di halaman depan, telah menarik perhatian Mike McKay, pemimpin NGO Amerika yang bekerja di Malawi. McKay menulis tentang William di blognya, Hacktivate. Blognya dibaca oleh Emeka Okafor, pengusaha dan blogger dari Nigeria. Emeka juga merupakan program director TEDGlobal 2007, konferensi besar yang akan diselenggarakan di Tanzania. Dia mengundang William sebagai salah satu pembicara.
Setelah itu, nama William pun semakin dikenal dunia. Semakin banyak orang yang ingin membantunya dan juga negerinya. William kemudian mendapat beasiswa untuk bersekolah African Leadership Academy di Johannesburg, Afrika Selatan. Misi sekolah itu adalah untuk mendidik calon-calon pemimpin Afrika di masa depan. Kini William kuliah di Dartmouth College, Amerika Serikat. Setelah lulus kuliah nanti, William berencana membangun lebih banyak kincir angin di negerinya.
Di tengah berbagai pujian dan harapan yang diberikan kepadanya, mungkin kata-kata inilah yang paling diingat oleh William. Ketika untuk pertama kalinya ia berhasil memasang bola lampu di ruang tengah rumahnya, William berkata pada ayahnya, "Mister Kamkwamba, ruangan ini dulunya begitu gelap dan menyedihkan pada jam-jam seperti ini. Sekarang coba lihat, Anda sedang menikmati listrik seperti orang kota!"
"Oh," kata Ayah sambil tersenyum. "Aku menikmatinya lebih dari orang kota."
"Karena tidak akan ada pemadaman listrik dan Anda tidak perlu membayar kepada ESCOM (PLN-nya Malawi)?
"Ya itu betul," kata Ayah. "Tapi juga karena anakku yang membuat listrik ini."
Sumber: ikaisone.blogspot.com
Selengkapnya...

Baghdad, Kota Kelahiran Baterai


Dr Wilhelm Konig berhasil mengidentifikasi bahwa benda temuan itu sejenis baterai.
Suatu hari, di bulan Juni tahun 1936, seorang pekerja konstruksi pembangunan rel kereta api di kota Baghdad membuat galian untuk proyek. Dalam proses penggalian, pekerja itu menemukan benda mirip gerabah berbentuk lonjong yang bagian puncaknya dilengkapi penutup.
Benda aneh ini kemudian disimpan untuk diteliti. Dua tahun kemudian, yakni pada tahun 1938, seorang arkeolog Jerman, Dr Wilhelm Konig berhasil mengidentifikasi benda tersebut. Berdasar penelusurannya, seperti ditulisallaboutbatteries.com, benda itu saat ditemukan berumur sekitar 2000 tahun.
Dia memperkirakan, benda kuno tersebut berasal dari era 190-an tahun sebelum masehi. Dari bentuk yang terlihat, Wilhelm meyakini bahwa benda itu adalah baterai yang dibuat bangsa Parthia yang tinggal di dekat Sungai Tigris. Saat ini, wilayah yang dulu mereka tinggali sudah berubah menjadi kota Baghdad.
Selengkapnya...

Arum, Korban Kecelakaan Pohon Tumbang Depan Istana Meninggal Dunia

Jakarta - Arum Niatalih Ratna (19), mahasiswi Trisakti School of Management, yang mengalami kecelakaan di Jalan Medan Merdeka Utara pada Kamis (5/1) saat menghindari pohon tumbang. Pagi tadi menghembuskan nafas terakhirnya.


"Iya, kabarnya dia meninggal pukul 05.00 WIB," kata petugas jaga ICU RS Husada, Devon, saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (12/1/2012).



Belum diketahui, almarhum akan dimakamkan di daerah mana. Kemungkinan almarhum akan disemayamkan di kediamannya, Jl Bekasi Timur Raya, kilometer 17, no 16.



"Keluarganya masih di sini (rumah sakit) masih berkabung," jelasnya.



Sebelumnya diberitakan, Arum dirawat sejak Kamis (5/1) lalu. Selama masa perawatan, kondisi Arum sangat kritis. Kondisi Arum semakin buruk pada Rabu (11/1) lalu Ia mengalami demam hingga 44 derajat. Selain mengalami pendarahan dari hidung dan mulut, Arum juga mengalami luka di hidung, mata dan otak bagian depan. Ini akibat benturan keras dengan batang pohon.


Selengkapnya...

Sabtu, 07 Januari 2012

Biksu Tibet Kembali Bakar Diri

Aksi pembakaran diri menentang kekuasaan China di Tibet kembali terjadi. Dua orang biksu dilaporkan membakar diri mereka pada Jumat siang, 6 Januari 2012.

Menurut organisasi Free Tibet yang berbasis di London kepada Reuters, Sabtu 7 Januari 2012, aksi bakar diri dilakukan oleh seorang biksu pada pukul 02.50 waktu setempat di dekat kuil Kirti, prefektur Aba, provinsi Sichuan.

Menurut saksi mata, sebelum membakar dirinya, biksu tersebut berteriak menuntut dipulangkannya pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama ke tanah air. Polisi China yang menyaksikan aksi pembakaran langsung memadamkan api. Tidak diketahui kondisinya saat ini.

Biksu kedua membakar dirinya di lokasi yang tidak berjauhan. Free Tibet melaporkan bahwa biksu ini tewas sebelum sempat dilarikan ke rumah sakit. Belum ada konfirmasi dari pemerintah China mengenai dua pembakaran ini.

Aksi bakar diri sering dilakukan sepanjang tahun 2011 oleh para biksu Tibet. Mereka menuntut kemerdekaan penuh atas Tibet dari China dan meminta Dalai Lama pulang. Tercatat dalam 10 bulan terakhir, sudah 14 biksu yang membakar diri, enam di antaranya tewas.

Aksi ini memang terbilang kecil dan tidak menimbulkan efek yang besar. Namun bagi China, tindakan segelintir orang ini akan menghancurkan upaya mereka dalam menstabilkan kawasan tersebut. Untuk mengambil hati rakyat Tibet, China mengklaim telah mengentaskan kemiskinan di dataran tinggi itu.
Selengkapnya...

Kamis, 13 Januari 2011

Wow, Aneh Air sungai Berwarna Hijau Neon !



Sungai Goldstream di Kanada 'gagal hidup' sesuai namanya yang berarti 'aliran emas' saat airnya secara aneh berubah menjadi hijau terang atau hijau neon.

Sungai yang melintasi kota Langford di British Columbia, nampak seperti hasil akhir bencana radioaktif.

Belakangan diketahui, penyebab berubahnya air sungai yang awalnya misterius itu ternyata adalah akibat dari pemakaian senyawa organik yang digunakan sebagai pewarna untuk menguji sistem air.

Namun, pejabat setempat mempertanyakan kejadian tersebut. Sebab, saat itu tak ada tes yang dilakukan.

Adalah Tyson Elder(24) dan teman-temannya yang menyusuri sungai untuk memoto elang botak atau Bald Eagles saat melihat air sungai berwarna hijau terang pada 29 Desember 2010.

"Dari kejauhan yang bisa aku lihat adalah warna hijau terang," kata dia, seperti dimuat Daily Mail, 12 Januari 2011. "Melihat sesuatu berwarna seterang itu sangat tak terduga dan agak mengerikan, terutama karena wilayah itu adalah tujuan wisata populer."

Pada musim dingin, tambah dia, elang-elang gundul diketahui bersarang di sekitar sungai itu, Tyson dan rekan-rekannya khawatir berubahnya warna air sungai mengancam jiwa para binatang.

Berita aliran sungai berwarna hijau neon menyebar cepat setelah Tyson mengunggah gambar itu di Twitter-nya.

Kata Tyson, saat itu, warna hijau menyebar sepanjang 400 meter selama sekitar 3 jam. Tak hanya mengambil gambar, ia dan rekannya juga merekam dan mengunggahnya ke YouTube. Video itu langsung melejit dan ditonton lebih dari 550 ribu orang.

Sebaliknya, kepala pemadam kebakaran Langford, Bob Beckett menduga, warna hijau di sungai itu adalah kerjaan orang iseng. "Itu seperti sebuah tipuan, kami akan menyelidiki kasus ini," kata dia.

Apakah pewarna hijau membahayakan? Pejabat Kesehatan Vancouver mengatakan zat fluorescein, yang juga digunakan sebagai penanda dalam prosedur medis, meski tak beracun, dapat menyebabkan reaksi alergi.

"Itu tidak memiliki toksisitas yang tinggi, tetapi dapat menyebabkan reaksi alergi," kata petugas medis, Murray Fyfe.

Sejauh ini tidak dilaporkan adanya kematian ikan atau binatang lain secara massal gara-gara sungai yang berubah jadi hijau. Menurut harian, Montreal Gazette, hanya dalam waktu satu jam, warna sungai kembali normal.

























sumber
Selengkapnya...

Minggu, 21 November 2010

Astronom RI Temukan Planet Alien Galaksi Lain


Para astronom telah mengkonfirmasi temuan planet alien (asing) di Galaksi Bima Sakti yang datang dari galaksi lain. Namanya, Planet HIP 13044b yang mengorbit bintang tua, HIP 13044.

Planet mirip Yupiter ini sebenarnya lahir di galaksi lain, namun kemudian ditangkap oleh Bima Sakti sekitar 6 sampai 9 miliar tahun yang lalu. Efek samping dari kanibalisme galaksi membawa sebuah planet yang dulunya jauh kini berada dalam jangkauan para astronom untuk kali pertamanya.

Planet ini ditemukan oleh tim astronom dari Max-Planck-Institut fur Astronomie (MPIA), Heidelberg, Jerman. Tim peneliti meneliti pergerakan HIP 13044 menggunakan teleskop di sebuah observatorium di selatan Eropa, La Silla Observatory di Chile.

Setelah enam bulan pengamatan, mereka meneteksi gerakan-gerakan kecil yang melawan tarikan gravitasi planet yang mengorbit.

Yang membuat bangga, astronom asal Indonesia, Johny Setiawan didaulat jadi pemimpin proyeknya.

"Bagi saya, itu adalah kejutan besar," kata pemimpin tim, Johny Setiawan dari MPIA, speerti dimuat SPACE.com, 18 November 2010. "Kami tidak mengharapkan itu pada awalnya."

Tim peneliti yang dipimpin Johny Setiawan membeberkan hasil observasinya secara online dalam situs Science edisi 18 November.

Ukuran planet ini 25 persen lebih besar dari Jupiter. Ia mengorbit bintang HIP 13044 yang jaraknya 2.000 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Fornax.

Planet HIP 13044b berada sangat dekat dengan bintangnya itu. Jarak terdekat dengan bintang induk sekitar 8 juta kilometer atau 5,5 persen jarak Bumi dan Matahari. Planet menyelesaikan orbit setiap 16,2 hari.

HIP 13044b selamat dari fase penuaan bintang -- yang juga akan dialami Matahari sekitar 5 miliar tahun lagi.

Penemuan ini memaksa para astronom memikirkan kembali ide-ide mereka tentang formasi planet dan kelangsungan hidupnya. Apalagi, ini adalah planet pertama yang ditemukan mengelilingi bintang yang sangat tua dan miskin logam.

Johny setiawan memperkirakan, nanti, saat Matahari memasuki fase penuaan, menjadi raksasa merah, Bumi mungkin tak akan selamat.

"Planet-planet dalam, termasuk Bumi, mungkin tidak akan bertahan hidup," kata Johny Setiawan.

"Tapi Jupiter, Saturnus dan planet-planet luar mungkin pindah mendekat ke orbitnya, persis seperti yang kami deteksi."

Dalam kasus HIP 13044b, planet ini adalah korban yang selamat. Namun, ia tak akan hidup selamanya. Sebab, bintang induknya akan terus berkembang dalam tahap evolusi berikutnya. Planet ini akan tertelan.

Sekilas tentang Johny Setiawan

Johny Setiawan adalah astrofisikawan muda asal Indonesia yang bekerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jerman. Hebatnya, ia orang non-Jerman yang dipercaya sebagai ketua tim proyek.

Pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974 ini menamatkan S-1 dan S-3-nya di Freiburg, Jerman.

Sebelumnya, engan teleskop 2,2 meter di La Silla, Cile, Johny berhasil menemukan planet baru: HD 11977 B. Planet ini berjarak 200 tahun cahaya dari bumi . Planet berukuran 6,5 kali Jupiter ini mengitari bintang raksasa HD 11977A. Sebelum merilis temuannya, Mei lalu, Setiawan memelototi bintang itu sejak 1999.

Sebelumnya, pemuda kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974, ini juga menemukan dua bintang raksasa baru, HD 47536B dan HD 122430B, pada 2003.

sumber

Selengkapnya...

Jumat, 23 Juli 2010

Isi Ulang IM2 Broom lewat Ponsel, Bisa!


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna kartu prabayar IM2 Broom 3,5G Braodband kini memperoleh kemudahan baru. Pasalnya, sebagaimana informasi yang disampaikan pada Rabu (21/7/2010), pelanggan saat ini bisa melakukan isi ulang melalui ponsel. "Cara ini sangat membantu bagi mereka yang mobile. Mudah dan nyaman dilakukan," kata GM Business Development IM2 Hermanudin.

Isi ulang melalui ponsel berlaku untuk vocer fisik IM2, vocer fisik Indosat, dan pengisian melalui SMS. Untuk pulsa IM2 melalui ponsel tersedia vocer kelipatan Rp 10 ribu dan Rp 25 ribu. Sedangkan untuk pulsa Indosat, tersedia kelipatan Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, Rp 25 ribu, Rp 50 ribu, dan Rp 100 ribu.

Cara pengisiannya mudah. Pelanggan terlebih dulu masuk ke http://m.indosatm2.com melalui ponsel. Kemudian di layar akan tersedia tampilan untuk memasukkan username dan password Broom pelanggan. Setelah proses itu dilakukan, kemudian masukkan nomor vocer isi ulang.

Sementara, khusus untuk isi ulang menggunakan vocer fisik IM2, pelanggan akan diminta memasukkan password vocer. Sekitar 5 menit kemudian pulsa Broom akan terisi secara otomatis.

Menurut data IM2, jumlah pelanggannya di seluruh Indonesia saat ini mencapai 700,000 ribu pelanggan. Dari jumlah itu, lebih dari 80 persen adalah pelanggan prabayar.

Selengkapnya...